Minggu, 05 April 2015

PUISI

ANGAN

Aku lukiskan harapan aku lukiskan angan
Disehelai Putih yang suci
Aku coretkan penaku coretkan tinta
Mengalur dengan indah mengalir dengan mesra
Ungkapan ugkapan kata ungkapan ungkapan rasa
Berjalan dengan pasti berjalan dengan berani
Makna - maknapun mengalir membuat hati menjadi cair
Terlampirkan sebuah kata dari goresan- goresan pena
Membuat jiwa menjadi hidup mengarahkan langkah lebih terarah
Menghampiri harapan - harapan itu yang terselubung dalam sanubari
Hati yang dulunya suci kini telah diwarnai
Warna yang begitu cerah menuju tempat untuk bersinggah

Pengembangan Kreativitas dan keberbakatan (2)

A. Teori- Teori mengenai kreativitas
I. Teori- teori  pendorong kreativitas meliputi
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)

1. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)

2. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dankebebasan psikologis.
1.Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
Mengusahakan suasana  yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
Memberikan pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
2. Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.

II. Teori-Teori tentang proses kreatif, meliputi

A. Teori Wallas
Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergenProses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

B.Teori belahan Otak Kiri dan Otak Kanan
Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Teori ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Dacey, 1989 : Piirto 1992).
Belahan Otak Kiri
Belahan Otak Kanan
Intelek
Konvergen
Intelektual
Rasional
Verbal
Horizontal
Konkret
Realistis
Diarahkan
Diferensial
Sekunsial
Historikal
Analitis
Eksplisit
Objektif
Suksesif
Intuisi
Divergen
Emosional
Metaforik, intuitif
Nonverbal
Vertikal
Abstrak
Impulsif
Bebas
Eksistensial
Multipel
Tanpa batas waktu
Sintesis, holitik
Implisit
Subjektif
Simultan














III. Teori- teori yang melandasi produk kreatif, meliputi
Pada pribadi yang kreatif, bila memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang memberi peluang bersibuk diri secara kreatif (proses), maka dapat diprediksikan bahwa produk kreatifnya akan muncul.

A. Penilaian Produk Penemunan dalam Hukum Paten

Hukum paten di Amrika Serikat mempertimbangkan unsur-unsur berikut dalam berikut dalam memberikan paten infentor:
(1)   Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan atau rekaan.
(2)    Gagasan jelas untuk mengatasi masalah atau kesulitan khusus.
(3)   Jumlah eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting.
(4)   Sejauh mana mengalami kegagalan.
(5)   Produk harus berguna dan meruakan kemajuan.
(6)   Produk terutma dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut        sebelumnya menunjukan keragu-raguan (skepticism) tentang kemungkinan penemuan yang baru.
(7)   Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.

B. Model dari Besemer dan Treffinger

Besemer dan Treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:

 (1) kebaruan (novelty) atau sesuatu yang baru
(2) pemecahan (resolution), dan
 (3) keterperincian (elaboration) dan sintetis.

Kebaruan adalah sejauh mana produk itu baru, dalam haljumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, atau konsep baru yang terlibat, dalam hal di luar dan di dalam lapangan/bidang dan dalam hal dampak produk kreatif di masa depan. Pemecahan (resoluution) menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini adalah, bahwa produk itu harus bermakna (valuable) menurut para pengamat, karena memenuhi kebutuhan harus logis, dengan mengukuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu dan harus berguna, yaitu dapat diterapakan secara praktis.
Elaborasi dan sintetis. Dimensi merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama/serupa menjadi kesekuruhan yang canggih dan koheren. Lima kriteria untuk menilai hal ini adalah produk itu harus organis, yaiu mempunyai arti inti dalam penyusunan produk, elegan yaitu canggih mempunyai nilai lebih dari yang tampak, komplek yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih, dapat dipahami karena tampil secara jelas, dan menunjukkan keterampilan atau keahlian yang baik, dikerjakan secara saksama. Sebagai contoh, lukisan anak jika dinilai dengan kriteria orang dewasa, mungkin tidak termasuk kreatif, karena sudah pernah dibuat sebelumnya oleh anak lain. Namun, ditinjau dari tingkat perkembangan anak, misalnya ia belum pernah membuatnya sebelumnya dan lukisannya tidak merupakan tiruan dari contoh, maka produk anak itu dapat dikatakan termasuk kreatif.
Bersemer dan O’Quin menyimpulkan dasar pertimbangan mereka untuk mencoba mengukur kualitas produk kreatif sebagai berikut:
“kita tidak ingin membunuh lahirnya karya seni penilaian yang terlalu rumit, tetapi untuk karya ilmiah penilaian atas daya tarik magis, kurang memuaskan. Mungkin dalam bidang analisis produk diperlukan kerjasama antara seni dan sains.

C. Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang

Penilaian :
1.            Kelancaran
                   *       Sangat lancar (Skor 5)            *       Kurang (Skor 2)
                   *       Cukup lancar (Skor 4)            *        Tidak lancar (Skor 1)
                   *       Lancar (Skor3)

2.Kelenturan, meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam isi atau gagasan.

   a.   Kelenturan dalam struktur kalimat
1.      Keragaman dalam bentuk kalimat: sederhana,gabungan dan    kompleks
2.      Keragaman dalam penggunaan kalimat: deklaratif,interogatif, eksklamatoris
3.      Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat (kurang dari 5 kata), kalimat panjang (lebih dari 10 kata)
a.       Kelenturan dalam konten atau gagasan
1.      imajinasi : menunjukkan imajinasi kaya atau kurang
2.      fantasi : memiliki daya khayal yang tinggi atau tidak

3.            Keaslian (orisinalitas)
1.      Orisinalitas dalam tema, baru/tidak lazim digunakkan atau tidak
2.      Orisinalitas dalam pemecahan atau akhir cerita, akhir cerita tidak diduga/menimbulkan kejutan.
3.      Humor: karangan membuat orang tertawa atau tidak
4.      Menggunakkan kata atau nama baru yang diciptakan sendiri
Orisinalitas dalam gaya penulisan.
4.      Keterperincian (Elaborasi,kekayaan)
a.       Seperti lukisan dalam cara ekspresi
b.      Emosi
c.       Empati
d.      Unsur pribadi
e.       Percakapan


B. Keberbakatan dan Kreativitas

I. Pengertian keberbakatan dan katanya dengan pengertian kreativitas yang meliputi,

A. Pengertian Keberbakatan
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.  Definisi Columbus Group, bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal. Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab. Menurut Tedjasaputra, MS (2003), bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.
Menurut Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya. Menurut Galton 2002, kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.
Menurut Renzulli 2002, keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.  Menurut Clark (1986), keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.
Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya.
Karakteristik anak berbakat adalah :
·         Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.
·         Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.
·         Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.
·         Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
·         Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.
·         Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.
Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:
·         Kemampuan di atas rata-rata
·         Kreativitas tinggi
·         Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

Di Indonesia pendidikan  keberbakatan menempati posisi penting dan mendapatkan legitimasi hukum. Banyak kebijakan pemerintah yang berbentuk UU,Perpu,PP dan lain sebaginya yang pada intinya mengatur tentang pendidikan khusus bagi masyarakat. Imbas dari hal itu dapat dilihat dari beberapa formulasi-formulasi yang melahirkan gagasan tentang pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, diantaranya anak-anak berbakat yang dalam perkembangannya, hal itu terwujud dalam bentuk-bentuk pendidikan alternative semisal homeschooling,sekolah khusus dan lain-lain.


Bentuk-bentuk layanan pendidikan keberbakatan
a.       Sekolah Khusus
Sekolah Khusus merupakan sebutan lain dari lembaga pendidikan khusus. Yakni lembaga pendidikan yang menangani anak-anak dengan kebutuhan-kebutuhan yang tidak biasa. Jika ditilik dari beberapa definisi yang ada, maka tampaknya definisi yang tersusun dalam sisdiknas tampaknya telah mewakili
b.      Akselerasi
Dengan mengutip pendapat Colangelo sebagaimana di tulis oleh Reni akbar (2006), istilah akselerasi merujuk pada pelayanan yang diberikan dan kurikulum yang disampaikan. Sebagai model pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas atasnya. Sementara itu akselerasi sebagi model kurikulum akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa pada umunya. Dalam hal ini, bentuk akselerasi bisa berupa meringkas waktu belajar seperti yang seharusnya ditempuh 3 tahun menjadi 2 tahun. Dan bisa juga berupa pilihan kepada siswa untuk mengatur kecepatan belajarnya sendiri.
c.       Home Schooling
Home Schooling berarti Rumah sekolah sekolah rumah. Tampaknya nama  ini telah menggambarkan dengan begitu banyak terkait pemahaman tentang  Home Schooling itu sendiri. Memang demikian halnya sebagaimana ditulis oleh Seto Mulyadi (Kak Seto) bahwa Home Schooling merupakan bentuk sekolah atau system pendidikan  yang diselenggarakan di rumah .
  
B.     Hubungan pengertian keberbakatan dengan kreatifitas

v  Pengertian Kreativitas :
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

v  Definisi Kreativitas
·   Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010).
·   Proses kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya (Rogers dalam Basuki, 2010).
·   Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian dalam Basuki, 2010).
·   Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).
·   Definisi Kreativitas menurut Clark (dalam Basuki, 2010) :Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986)
Menurut Hurlock kreativitas menekankan pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan Munandar menyebutkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengkombinasikan suatu gagasan. Evans juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan baru, untuk melihat suatu obyek dari perspektif baru, dan untuk membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang sudah ada dalam pikiran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan hubunganhubungan baru dan membuat kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi sesuatu yang baru ini dapat berupa sesuatu
SUMBER :
http://karmilanoviana.blogspot.com/2012/12/keberbakatan-n-kreativitas.html
www.tuanguru.com