Erna usman
13514634
2PA07
Kesehatan mental #
Pendahuluan
Sebenarnya sedikit sulit merumuskan
secara tepat apa yang dimaksud dengan normal dan abnormal tentang perilaku.
penyebabnya antara lain: pertama, sulit menemukan model manusia yang ideal atau
sempurna, kedua, dalam banyak kasus, tak ada batas yang tegas antara perilaku
normal dan abnormal. dalam arti, orang yang secara umum dipandang normal- sehat
pun suatu saat dapat melakukan perbuatan yang tergolong abnormal, mungkin di
luar kesadarannya. sebaliknya, tidak jarang orang yang secara umum jelas -
jelas abnormal melakukan perbuatan atau mengucapkan kata- kata yang sungguh-
sungguh normal- waras. diperlukan sejumlah patokan atau ukuran untuk membedakan
antara normal dan abnormal.
Menurut
Werner ada beberapa acuan yang digunakan untuk menentukan sesuatu sebagai
normal atau abnormal, yaitu:
1. Normal
= rata-rata kebanyakan orang
Batasan ini merupakan
konsep statistik, dimana suatu tingkah laku dinyatakan normal bila tingkah laku
tersebut sama dengan tingkah laku kebanyakan orang dalam kelompoknya.
2. Normal
= sesuatu yang ideal
Normal dalam definisi ini
berarti sesuai dengan keadaan yang didambakan. Akan tetapi, normal dalam acuan
ini jarang tercapai karena sebenarnya setiap orang pasti mengalami “gangguan”,
tidak ada yang sempurna.
3. Normal
= mampu menyesuaikan diri, mampu menyelesaikan permasalahan secara efektif,
dapat menghargai hubungan antar manusia, bekerja secara produktif untuk mengisi
hidupnya.
Teori
Kartini
Kartono (2000: 25), psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang
menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa.
Singgih
Dirgagunarsa (1999: 140) mendefinisikan psikologi abnormal atau psikopatologi
sebagai lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan
kepribadian, yang menyangkut proses dan isi kejiwaan.
Berkenaan dengan definisi psikologi abnormal,
pada Ensiklopedia Bebas Wikipedia (2009), dinyatakan “Abnormal psychology is an
academic and applied subfield of psychology involving the scientific study of
abnormal experience and behavior (as in neuroses, psychoses and mental
retardation) or with certain incompletely understood states (as dreams and
hypnosis) in order to understand and change abnormal patterns of functioning”.
Kategori Tingkah Laku Abnormal (Maher
& Maher, 1985)
1.
Tingkah laku berbahaya
terhadap diri dan orang lain
2.
Kontak realitas yang
buruk
3.
Reaksi emosional yang
tidak sesuai dengan situasi
4.
Tingkah laku tidak
menentu (aneh) atau beralih tanpa dapat diramalkan
Dapat
diidentifikasi pokok-pokok pengertian psikologi abnormal sebagai berikut.
1.
Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dari psikologi atau psikologi
khusus.
2.
Yang dibahas dalam psikologi abnormal adalah segala bentuk gangguan atau
kelainan jiwa baik yang menyangkut isi (mengenai apa saja yang mengalami
kelainan) maupun proses (mengenai faKtor penyebab, manifestasi, dan akibat dari
gangguan tersebut).
Normal menurut Stern (1964)
Stern mengusulkan untuk memperhatikan 4 aspek untuk menilai normal atau tidaknya seseorang, yaitu:
1. Kemampuan integrasi
- Yaitu fungsi ego dalam
mempersatukan, mengkoordinasi kegiatan ego ke dalam maupun keluar diri.
- Makin terkoordinasi dan
terintegrasi suatu perilaku atau pemikiran, makin baik
2. Ada tidaknya simptom gangguan
- Kesulitannya adalah bahwa pada
kasus2 tertentu, misalnya gangguan kepribadian, seringkali simptomnya
tidak jelas dan subyek tidak punya keluhan
3. Kriteria psikoanalisis
- Yaitu tingkat kesadaran dan jalannya
perkembangan psikoseksual
4. Determinan sosiokultural
- Lingkungan seringkali memegang
peranan besar dalam penilaian suatu gejala sebagai normal atau tidak.
Normal
menurut Ulmann & Krasner (1980)
Tidak dapat dilihat secara dikotomis sebagai normal atau abnormal, tetapi harus dilihat sebagai hasil dari keadaan masa lalu dan masa kini, statistik, dan legal (hukum) tentang abnormalitas.
Tidak dapat dilihat secara dikotomis sebagai normal atau abnormal, tetapi harus dilihat sebagai hasil dari keadaan masa lalu dan masa kini, statistik, dan legal (hukum) tentang abnormalitas.
- Menghubungkan tingkah laku
manusia dengan kompetensi, tangguang jawab atas perbuatan kriminal serta
komitmen
- Commitment : mengacu pada
penentuan kapan seseorang harus diamankan ke dalam rumah sakit jiwa atau
ke tempat perawatan khusus.
Normal menurut Gladstone (1978)
William Gladstone dalam bukunya “Test Your Own Mental Health” menguraikan pegangan2 praktis untuk menilai kesehatan mental sendiri.
7 aspek yang merupakan tingkah laku penyesuaian diri (adaptability) yaitu:
1.
Ketegangan
2.
Suasana hati
3.
Pemikiran
4.
Kegiatan
(aktivitas)
5.
Organisasi diri
6.
Hubungan antar
manusia
7.
Keadaan fisik.
Masing2 aspek memiliki kriteria tingkah laku yang dijadikan pegangan penilaian ‘normal’ nya penyesuaian
Gladstone membaginya kedalam 5 tingkatan:
1. Penyesuaian diri yang normal
2. Penyesuaian ‘darurat’
3. Penyesuaian neurotik (neurotic coping style)
4. Kepribadian atau karakter neurotik
5. Gangguan berat
Analisis
Contoh kasus :
Seorang mahasiswa (M) mengeluh tentang nilainya yang tidak
memuaskan, padahal ia sudah belajar secara intensif. Teman-temannya yang tidak
belajar dan menyontek justru mendapat nilai lumayan. M seringkali bertanya
dalam dirinya apakah ia lebih baik menyontek saja karena menurut M menyontek
adalah hal yang sudah umum.
Pembahasan :
Berdasarkan kasus diatas jika dianalisis menurut ciri-ciri
perilaku abnormal dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Disfungsi Psikologis
- Disfungsi
Kognitif: --- tidak terlihat mengalami gangguan ---
- Disfungsi
Afektif: M terlihat mengeluh terhadap nilainya yang tidak memuaskan.
- Disfungsi
Psikomotorik: --- tidak terlihat mengalami gangguan ---
2. Distres
- Secara
Fisik: --- tidak terihat merusak fisik sendiri ---
- Secara
Psikologis: --- tidak terlihat merusak psikolgis sendiri ---
3. Respon Atipikal
Munculnya pandangan
dalam diri M bahwa lebih baik dia mencontek saja agar bisa mendapatkan nilai
yang lebih baik dan lingkungan disekitarnya pun menganggap mencontek sudah
merupakan hal yang umum.
Berdasarkan contoh kasus diatas dapat saya simpulkan bahwa M
termasuk kedalam perilaku yang masih normal, karena hanya sedikit ciri yang mengarah kepada perilaku
abnormal, hanya pada disfungsi afektif berupa perasaan mengeluh terhadap nilai
yang didapatnya dan pandangan bahwa dia ingin mencontek saja karena sudah
menjadi budaya umum dilingkungannya.
Daftar
Pustaka
http://sir.stikom.edu/378/4/BAB%20I.pdf
https://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA9&lpg=PA9&dq=pendahuluan+tentang+normal+dan+abnormal&source=bl&ots=P2GVKPWyfa&sig=YT0hXgZtwt217FqU7keyqNnpuDU&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjR8cOE8L_LAhVG4qYKHXbDDkgQ6AEIGTAA#v=onepage&q=pendahuluan%20tentang%20normal%20dan%20abnormal&f=false
Slamet,
Suprapti. Markam, Sumarmo.2008.Psikologi
Klinis.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar