A. Ciri-Ciri Anak Berbakat :
1. Anak memiliki ciri khas Anak yang memiliki ciri khas biasnya
akan nampak saat dirinya sedang bermain besama teman-teman sebayanya. Si anak
akan bertingkah laku yang lebih dewasa sehingga kerika bermain dengan teman seusianya
cenderung memisah. Namun, bukan berarti si anak tak mau bermain dan berkumpul
dengan teman seusianya. Si anak sangat bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
2. Anak memiliki
cara belajar yang berbeda Si anak cenderung tidak bisa diam dan aktif terhadap
hal-hal baru. Selain itu, si anak juga lebih suka untuk mengeklspelor dan
mempelajari lebih lanjut sesuatu yang ada di sekelilingnya. Namun ketahuilah
bahwa tidak mau diam bukan berarti si anak hiperaktif.
3. Gaya
bahasanya lebih dewasa Si anak lebih cepat menyerap bahasa orang dewasa dan
menirukannya. Untuk itu, jangan heran jika ada anak yang mengikuti perkataan
orang dewasa bahkan menirukannya. Selain itu, si anak akan lebih cepat
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
4. Anak memiliki
kosakata yang banyak Karena kemampuannya untuk menyerap bahasa lebih cepat, si
anak jadi memiliki kosakata yang lebih banyak. Dengan begitu, si anak jadi
mengerti kata-kata yang diucapkan kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan
secara terperinci baik itu mengenai benda atau saat menjawab pertanyaan yang
diberikan kepadanya.
5. Anak memiliki
keterampilan yang lebih Keterampilan lebih yang dimilikinya itu, seperti
memakai baju sendiri, memegang benda dengan posisi yang benar tanpa kesulitan,
dan keterampilan lainnya. Namun ketahuilah bahwa keterampilan itu bisa saja
dimiliki si anak asalkan Anda mau melatihnya dengan cara berenang, bermain
tenis, dan olahraga lainnya. Dengan berolahraga bisa melatih kemampuan motorik
kasarnya.
6. Anak gemar
mengoleksi benda Apakah anak Anda gemar mengoleksi benda-benda? Jika iya, maka
si anak bisa jadi memiliki bakat. Anak berbakat akan lebih senang untuk
mengumpulkan benda-benda kesukaannya. Misalnya, mainan, baju, hiasan, dan lain
sebagainya. Hal tersebut dikarenakan si anak menyukai bentuknya, warnanya,
serta modelnya. Tak heran jika si anak gemar memilih-memilih atau
mengelompokkan benda-benda kesukaannya itu.
7. Anak gemar
membaca Saat usia si anak 1 tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan gambar
yang posisinya terbalik. Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan gerakan
kepala dari kiri ke kanan seolah-olah dirinya sedang membaca. Ketahuilah bahwa
hampir 50 persen anak yang berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5
tahun. Untuk merangsang anak agar suka membaca, Anda juga bisa melatihnya
dengan mendongengkan buku atau sering bercerita kepadanya.
8. Memiliki
kemampuan logika Anak berbakat akan mudah memahami benda-benda yang besar dan
kecil, serta membedakan banyak dan sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti
mengenai berapa lama, berapa jauh, dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga
bisa membedakan atas dan bawah, kiri dan kanan, serta maju dan mundur.
9. Memiliki daya
ingat yang cukup baik Daya ingat anak berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak
mampu mengingat kejadian yang sudah lama dan mampu untuk mengungkapkannya
kembali dengan baik. Apakah anak Anda seperti itu?
10. Memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi Anak berbakat cenderung lebih banyak bertanya
terhadap apa yang belum dimengerti. Jika si anak banyak bertanya pada apa yang
tidak diketahuinya, maka sebagai orangtua Anda harus memberikan jawaban
untuknya. Berilah jawaban dengan baik dan jangan biarkan si anak tanpa jawaban.
11. Pandai
bersosialisasi Anak berbakat akan lebih senang untuk bermain dengan teman di
atas usianya. Dirinya akan merasa nyaman bermain dengan teman yang usianya
lebih tua darinya. Sedangkan, saat bermain dengan teman seusianya si anak akan
merasa tidak nyaman.
12. Memiliki
energi yang kuat Setiap beraktivitas, si anak selalu bersemangat karena dirinya
memiliki energi yang kuat. Untuk itu, jangan heran jika si anak kurang tidur
siangnya. Itulah ciri-ciri anak berbakat. Setelah mengetahui ciri-ciri
tersebut, apakah Anda termasuk anak yang berbakat? Jika sudah mengetahui bakat
si anak, maka sebagai orangtua Anda perlu mengasah dan membimbingnya dengan
baik. Berilah stimulasi-stimulasi yang cocok untuknya agar si anak bisa mengembangkan
bakatnya dengan baik.
B. Implikasi
Dalam Pembelajaran (Teori Barbe dan Renzulli) :
Implikasi dalam
pembelajaran anak berbakat disimpulkan oleh Barbed an Renzulli (Munandar, 1999:
62) sebagai berikut:
a. Pertama-tama guru perlu
memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
apa yang dilakukan guru, tapi juga bagaimana guru melakukannya.
Mustahil mengharapkan seseorang dapat memahami kebutuhan,
perasaan, dan perilaku orang lain, jika ia tidak mengenal diri sendiri. Dalam
menghadapi siswa-siswanya, guru yang baik selalu menilai kemampuan, persepsi,
motivasi, dan perasaan-perasaanya sendiri. Guru perlu menyadari baik
kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahannya. Anak berbakat akan paling maju
di bawah bimbingan guru yang memiliki kecerdasan cukup tinggi, memiliki
pengetahuan umum yang luas, serta menguasai mata pelajaran yang diajarkannya
secara cukup mendalam.
Jika guru pada saat-saat tertentu tidak mengetahui
sesuatu dan tidak dapat menjawab pertanyaan siswanya, adalah lebih baik
mengatakan “Saya tidak tahu: marilah kita cari jawabannya bersama-sama!” atau
“Berilah saya waktu untuk memikirkannya!” Jawaban seperti ini akan lebih
mendapat penghargaan dan kepercayaan siswa daripada jika guru menjawab asal
saja. Mengapa? Karena anak berbakat bersifat kritis, mempunyai kemampuan penalaran
yang tinggi, dan suka mempertanyakan segala sesuatu.
Guru perlu juga menguji perasaan-perasaannya terhadap
anak berbakat. Sikap menguji atau mempertanyakan dari anak berbakat dapat
menjengkelkan guru yang bersifat otoriter. Penjelasan guru yang biasanya
diterima begitu saja oleh kebanyakan anak mungkin diragukan oleh anak berbakat.
Jika guru menunjukkan perasaan tidak senang oleh pertanyaan-pertanyaan anak
berbakat, ia dapat mematikan rasa ingin tahu anak, sedangkan guru yang terbuka
terhadap gagasan dan pengalaman baru akan meluaskan dimensi minat anak.
b. Di samping memahami diri
sendiri, guru guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan.
Oleh karena itu, guru yang akan membina anak berbakat
perlu memperoleh informasi dan pengalaman mengenai
keberbakatan, tentang apa yang diartikan tentang keberbakatan, bagaimana
cirri-ciri anak berbakat, dan dengan cara-cara apa saja kebutuhan pendidikan
anak berbakat dapat terpenuhi. Dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan pendidikan
anak berbakat, guru akan menyadari bahwa anak-anak ini memerlukan pelayanan
pendidikan khusus yang terletak di luar jangkauan kurikulum biasa.
c. Setelah anak berbakat
diidentifikasi, guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai
dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
Sehubungan dengan ini guru hendaknya lebih berfungsi
sebagai fasilitator belajar daripada sbagai instructor (pengajar) yang
menentukan semuanya. Fungsi pendidik adalah mempersiapkan siswa untuk belajar
seumur hidup. Setiap anak dilahirkan dengan rasa ingin tahu. Ia terbuka
terhadap pengalaman baru dan belajar dari pengalamannya sesuai dengan
kebutuhannya. Hanya sayang, pada waktu anak mulai masuk sekolah sering dorongan
alamiah untuk belajar ini terkekang karena kurikulum yang kaku dan program
belajar yang tidak beragam (berdiferensiasi), artinya tidak disesuaikan dengan
kemampuan dan minat anak.
Jika dorongan alamiah ini terhambat di sekolah, rasa
ingin tahu anak akan mati dan berganti menjadi sikap apatis, acuh tak acuh.
Karena itu, diperlukanmotivasi eksternal (berupa dorongan, pujian, teguran dari
guru dan orang tua) dan system penghargaan (nilai-nilai prestasi belajar, angka
rapor) untuk menumbuhkan minat anak. Terutama anak yang cerdas dan berbakat
dengan rasa ingin tahu yang kuat dan minat yang luas akan merasa terhambat
dengan kurikulum yang hanya berorientasi pada mayoritas anak.
Guru anak berbakat lebih banyak memberikan
tantangan daripada tekanan. Prakarsa dan keuletan anak berbakat membuatnya
tertarik terhadap tantangan. Ia senang menguji kemampuan dan penglamannya
terhadap tugas yang bermakna baginya. Ia merasa tertantang untuk menjajaki hal
yang sulit dan belum diketahui. Anak yang berbakat dan kreatif cepat bosan
dengan tugas-tugas rutin dan yang hanya mengulang-ulang.
e. Guru anak berbakat tidak
hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses
belajar.
Macam kegiatan belajar yang lebih berorientasi kepada
proses daripada terhadap produk semata-mata dapat dilihat dari contoh-contoh
berikut ini.
- Pemecahan masalah dengan
lebih menekankan pada proses memperoleh jawaban daripada jawabannya sendiri.
- Membuat klasifikasi (penggolongan).
- Membandingkan dan
mempertentangkan.
- Membuat pertimbangan sesuai
dengan criteria tertentu.
- Menggunakan sumber-sumber
(kamus, ensiklopedi, perpustakaan).
- Melakukan proyek
penelitian.
- Melakukan diskusi.
- Membuat perencanaan
kegiatan.
- Mengevaluasi pengalaman.
Guru anak berbakat lebih
baik memberikan umpan-balik daripada penilaian.
Agar menjadi orang dewasa yang mandiri dan percaya pada
diri sendiri, anak harus belajar bagaimana menilai pengalaman dan prestasi
belajarnya. Anak yang berbakat cukup mampu melakukan penilaian diri sejak
mereka masuk sekolah. Guru perlu memberi umpan-balik dan model prilaku, namun
seyogyanya anaklah yang menilai diri sendiri.
Guru dapat memberikan umpan-balik dengan membuat catatan
yang menyatakan dimana letak kesalahan anak dan bagaimana ia sendiri dapat
memperbaikinya. Jika nilai dalam bentuk angka harus diberikan, maka sebaiknya
dilengkapi dengan catatan penjelasan.
g. Guru anak berbakat harus
menyediakan beberapa alternatif strategi belajar.
Termasuk salah satu hal penting yang perlu diketahui anak
ialah bahwa ada lebih dari satu cara untuk mencapai sasaran atau tujuan, ada
macam-macam kemungkinan jawaban terhadap satu masalah, ada beberapa cara untuk
mengelompokkan objek, dan ada beberapa sudut pandang dalam diskusi.
Hendaknya anak diperbolehkan menjajaki beberapa cara atau
jalan untuk mencapai tujuan. Kreativitas akan berkembang dalam suasana yang
memberika kebebasan untuk menyelidiki. Jika anak tidak dengan sendirinya
melihat macam-macam jalan yang dapat ditempuh, hendaknya guru mengarahkan
sehingga ia dapat melihat adanya macam-macam alternative strategi belajar.
h. Guru hendaknya dapat
menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa percaya diri anak serta
dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat
dan keputusan.
Hendaknya setiap anak merasa aman untuk mencoba cara-cara
baru dan menjajaki gagasan-gagasan baru di dalam kelas. Banyak anak yang
kreatif terlambat dalam ungkapan diri karena takut mendapat kritik, takut
gagal, takut membuat kesalahan, takut tidak disenangi guru, atau takut tidak
memenuhi harapan orang tua.
Dengan menciptakan suasana di dalam kelas dimana setiap
anak merasa dirinya diterima dan dihargai, serta guru menunjukkan bahwa ia
percaya akan kemampuan anak, maka akan terpupuk rasa harga diri anak.
C. Kurikulum
Berdiferensi Untuk Anak Berbakat
A. Kurikulum
berdiferensiasi
Untuk meayani kebutuhan pendidikan anak
berbakat perlu di usahakan pendidikan yang berdiferensiasi, ya itu yang memberi
pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual,
siswa (Ward, 1980)
Bagai mn kurikulum dapat dideferensiasi untuk siswa
berbakat ?
- Materi
(konten) yang di percepat atau yang lebih maju
- Pemahaman
yang lebih majemuk dari generalisasi , asas, teori, dan struktur dari bidang
materi
- Bekerja
dengan konsepdan proses pemikiran yang abstrak
- Tingkat
dan jenis sumber yang di guakan untuk memperoleh informasi dan keterampilan
- Waktu
belajar untuk tugas rutin dapat di percepat, dan waktu untuk mendalamisuatu
topik atau bidang dapat lebih lama
- Mencipta
informasi dan/atau produk baru
- Memindahkan
pembelajaran ke bidang bidang lain yang lebih menantang
- Pengembangan
diri pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
- Kemandirian
dalam berfikir dan belajar.
B. Modifikasi
kurikulum
Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak
berbakat memerlukan modifikasi dalam empat bidang yaitu materi (konten)) yang
di berikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang di harapkan dari siswa
, dan lingkungan belajar.
1. Modifikaso
konten kurikum
Untuk menunjang kemajuan siswa di perlukan
modikasi kurikulum. Guru dapat merencanakan untuk menyiapkan materi yang lebih
kompleks, menyiapkan bahan yang leih canggih, atau mencari penempatan
alternatif bagi siswa.
2. Modifikasi
proses/metode pembelajaran
Program yang memungkinkan guru untuk membuat
modifikasi proses tampa mengganggu kelancaan pembelajaran di dalam kelas ialah
program yang menggunakan tehnik pertanyaan soal tingkat tinggi, simulasi,
membuat kontrak belajar, emnggunakan mentor, buku buku yang sesuai dengan untuk
siswa berbakat, dan pemecahan masalah masa depan.
3. Modifikasi
produk belajar
Produk beaja siswa merupakan bidang lain yang
dideferensiasikan untuk siswa berbakat di dalam kelas .keterampilan menampilkan
produk divergen perlu di kembangkan padasemua siswa.
4. Memilih
modifikasi yang sesuai
Parke (1989) memberi garis pedoman untuk
memudahkan transisi dari cara-cara pembelajaran yang lama ke yang baru, yakni :
A. Memulai
dengan membatasi pada salah satu bidang studi atau salah satu kelompok siswa
yang minat atau kemampuannya setara.
B. Buatlah
bagan untuk mendaftar program yang hendak di selenggarakan dan modifikasi
kurikuler yan dapat di gunakan untuk masing masing program.
C. Pikirkan
gaya mengajar.
D. Pertimbangkan
sumber sumber yang yang tersedia, bahan yag sudah ada di dalam kelas, orang
orang yang dapat membantu, baik di sekolah maupun di dalam masyarakat.
E. Setiap
program alternatif yang di mulai harus di beri kesempatan uantuk berkembang.
5. Modififkasi
lingkungan belajar
Untuk membuat modifikasi dari lingkungan
kelas tradisional yang berpusat pada guru kelingkungan yang berpusat pada
siswa , di perlukan modifikasi lingkungan yang berpusat ada siswa memiliki
ciri- ciri sebagai berikut (Oarke, 1989)
a. Siswa
menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
b. Pola
duduk yang memudahkan belajar
c. Kegiatan
dan kesibukan di dalam kelas
d. Rencana
belajar yang di individualkan
e. Keputusan
di buat oleh siswa dan siswa juga mungkin.
6. Rencana
kurikuler
Banyak cara yang dapat di lakukan dalam
menyususn rencana kurikuler yang memungkinkan semua siswa memperoleh
pembelajaran yang sesuai dengna kemampuan dan kebutuhan mreka. Konten dapat di
percepat, di padatkan, di perkaya dan di perluas, proses dapat di berakhir
terbuka, berdasarkan penemuan, berpusat pada guru, atau berpusat pada siswa;
produk yang konversional, tidak konvensional, dari kehidupan nyata sederhana
atau majemuk.
7. Makna
dari kurikulum berdiferensiasi
Dengan mendiferensiasi siswa dapat memperoleh
pembelajaran yang bermakna.
C. Ilmu
pengetahuan alam untuk siswa berbakat.
Kebanyakan anak berbakat menyukai pelajaran
sains (IPA), karen amerpakan tantangan untuk kemilitan mereka. Siswa berbakat
kebanyanyakan tertarik kepada peralatan laboratorim.
1. Karakteristik
siswa berbakat sains
Kemelitian khusus dan pertahanan, kesiagaan
dalam mendeteksi ketidakajengan (inkonsistensi), dan prakarsa ; visualisasi
spesial, kemampuan manipulatif, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan; keuletan
dan sikap mempertanyakan.(dikutif Sisk 1987)
2. Guru
sebagai Fasilitator dalam sains
Selling dan Birch (1980) mengemukakan empat
peran khusus dari guru yang yang mengajar sains kepada siswa
berbakat sebagai model, pendidikan nilai, pembangkit minat, dan sebagai
penilai ponsional.
Salah satu peran ensensial dari guru sebagai
fasilitatir dalam sains adalah pembinaan dirir dalam sains ( indipendent
study). Langkah langkah yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut (
dimodifikasi dari Rezulli oleh sisk, 1987) :
a. Mengases
minat siswa
b. Memperkenalkan
kepada siswa sebagai bidang minat
c. Melakukan
wawancara pribadi terhadap siswa
d. Mengembangkan
rencana tertulis
e. Menentukan
arah dan waktu dengan siswa berbakat
f. Membantu
siswa dalam mencari macam-macam sumber
g. Melakukan
sumbang saran terhadap produk akhir
h. Memberikan
bantuan dalam metodologi yang perlu
i. Membantu
siswa berbakat dalam menentukan pendengar untuk prestasi siswa
j. Menilai
hasil studi bersama siswa berbakat dan mempertimbangkan bidang baru untuk di
teliti.
3. Saran-
saran Pembelajaran sains (IPA)
Dalam suatu loka karya mengenai pendidikan
siswa berbakat guru-guru mengidentifikasi keterampilan dan kegiatan yang perlu
di lakukan oleh siswa berbakat sains (sisk 1987) yaitu :
1. Melalui
membaca atau menafsir tertulis ilmia membangun latar belakang informasi ilmia
2. Menemukan
sumber untuk memperoleh informasi ilmia
3. Melakukan
eksperimen untuk menguji gagasan dan infotensi
4. Menguasai
dan menggunakan teknikdan alat ilmia
5. Menyeleksaikan
data yang berkaitan dengan maslah yang di teliti.
6. Menarik
kesimpulan dan prediksi yang absah dari data
7. Mengenal
dan menilai asumsi yang melandasi tehnik dan proses yang i gunakan dalam
memecahkan masalah
8. Menggunakan
dan menerapkan ilmu untuk perubahan sosial.
9. Merumuskan
hubungan dengan gagasan baru dari fakta dan konsep yang di ketahui.
D. Mate
matika untuk siswa berbakat
Sisk (1987) menekankan bahwa hanya sedikit
mata pelajaran yang di ajarkan dengan cara yang begitu kaku berdasarkan
buku teks, tanpa imajinasi, terutama pada tingkat dasar.
Stanley (1984) mengemukakan bahwa siswa kelas
enam seklah dasar mampu menunjukkan kinerja matematika pada tingkat
universitas.
1. Karakteristik
siswa berbakat matematika.
Greenes ( dikutip Sis,1987) menekankan enam
karakteristik siswa berbakat matematika, yaitu
1. Fleksebilitas
dalam mengelola data
2. Kemampuan
luar biasa
3. Ketangkasan
mental
4. Penaksiran
yang orisinal
5. Kemampuan
luar biasa untuk mengalihkan gagasan
6. Kemampuan
yang luar biasa untuk generelisasi
Greenes juga menyatakan bahwa siswa berbakat
matematika juga lebih menyukai komunikasi lisan dari pada tulisan karena cepat.
2. Guru
sebagai fasilitator matematika
Borenson (1983) mengusulkan bahwa guru
sebagai fasilitator matematika mengelompokkan siswa sehingga mereka dapat
berbagi ide, menerima jawaban semua siswa, dan menumbuhkan iklim bagi semua
yang di dengarkan.
3. Saran-saran
pembelajaran matematika
Wheatly (1983) menyarangkan pelajaran
matematika untuk siswa berbakat sekolah dasar meliputi sepuluh bagian dengan
presentase alokasi waktu.
Fox (1981) menyarangkan 6 strategi untuk mendororng siswa
perempuan di sekolah, yaitu :
ü Identifikasi
dirir dari anak perempuan berbakat
ü Memberi
konselin kepada orang tua
ü Mengeindividualkan
pembelajaran
ü Mengurangi
pensterotipan pembelajaran
ü Memberi
pendidikan karier dan model peran
E. Pengajaran
bahasa untuk anak berbakat
Anak berbakat intelektual dapat di emukenali
dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat mengingat
kata-kata, dan pembendaharaan kata yang luas melebihi kelompok sebayanya.
1. Karakteristik
siswa berbakat bahasa
Johson (1984) mendaftar karakteristik anak
usia persekolahan yang berbakat, yang dapat di gunakan untuk mengedentifikasi
keberbakatan dalam seni bahasa yaitu :
ü Mempunyai
ingatan yang luar biasa
ü Belajar
membaca sendiri pada usia dini
ü Mendeklamasikan
luar kepala
ü Mempunyai
pembendaharaan yang luas
ü Dapat
memecahkan masalah dengan cara yang mejemuk
ü Mempunyai
jangka perhatian yang luas
ü Mempunyai
rasa humor seperti orang dewasa
ü Memberikan
pendapatnya, apakah di minta atau tidak
ü Bicara
terus menerus
ü Terus
mengajukan pertanyaan
ü Memahami
buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi yang di ungkapkan, serta
ü Mengajukan
beberapa pemechan masalah untuk maslah yang sama
2. Guru
sebagai fasilitator bahasa
Peran guru bahasa di rumuskan oleh sellin dan
brich (1980 ) sebagai berikut
a) Memaksimalkan
ciri-ciri kunci bahasa
b) Membantu
siswa memahami bahasa sebagai alat komunikasi dan
c) Membantu
siswa dalam memadukan keterampulan sastra dalam dimensi konten di sekolah dan
terhadap pengalaman hidup.
Kaplan (dikutip sisk, 1987 ) mengemukakan tiga unsur yagn
penting dalam peranana guru siswa yang berkat bahasa, yaitu exposure, analisis
dan ungkapan.
3. Saran
saran utnuk pembelajaran bahasa
Saran – saran untuk program sekolah dasar meliputi (
sisk, 1987 )
ü Memudahkan
dan membaca dan menulis
ü Memberikan
bahan membaca yang beragam bagi setiap siswa
ü Membantu
siswa berbakat menjadi pembaca yang efektif dan menyukainya
ü Menentukan
kebutuhan pembelajaran dari individual dan kelompok
ü Memberikan
kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara
ü Mendorong
membaca kritis dan membaca kreatif
ü Melibatkan
siswa berbakat dalam pemecahan masalah
F. Ilmu
pengetahuan sosial untuk anak berbakat
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memeberi banyak
kemungkinan pengayaan bagi siswa berbakat. IPS lebih dari subyek lainnya,
memeberi siswa berbakat kesematan untuk menangani dunia nyata , maslah yang
berakar si masa lalu, dapat di tetapkan langsung pada masa kini, dan mengandung
implikasi untuk masa depan.
1. Karakteristik
siswa anak berbakat dalam IPS
Untuk mengenali siswa berbakatdalam IPS ,
guru dapat mengenali karakteristik siswa sebagai berikut ( Plowman 19980)
1) Konseptualnya
lebih maju dari umurnya
2) Memiliki
gudang pengetahuan yang lebih maju atau sangat spesifik
3) Menyukai
tugas yang yang sulit atau majemuk
4) Menentukan
standar tinggi untuk proyek madiri
5) Oleh
teman kelas di lihat sebagai sumber pengetahian dan gagasan baru
6) Oleh
teman kelas di lihat sebagai pengelola kelompok
7) Melihat
humor dalam hubungan antarmanusia dan dapat teratawa mengenai diri sendiri
8) Dapat
menciptakan atau menulis cerita imajitatif
9) Mempunyai
minat luas/ sagat terfokus
10) Melihat
hubungan yang tidak di lihat orang lain
11) Menyerap
pengetahuan dengan mudah dan cepat
12) Merupakan
pembaca yang intensif,eksentif, dan maju ( dua tingkat di atas kelasnya)
13) Menggunakan
mekanisme kelangsungan diri sebagai berfantasi jika merasa bosan.
2. Guru
sebagai fasilitator dalam IPS
Menurut Gold ( 1982) bagi anak berbakat dalam
IPS penting untuk memiliki kemmpuan menangani maslah atau materi yang sengsitif
atau punsioanal. Guru hendaknya berperan sebagai model, yang menunjukkan minat
yang sunggu – sungguh terhadap bidangnya.
3. Saran
– saran untuk pembelajaran IPS
Gold ( 1972 ) mendapat tema dasar untuk IPS sebagai
berikut :
1) Menggunakan
sumber daya alam secara bijak
2) Memahami
dan mengakui saling ketergantungan global
3) Mengak ui
harkat dan martabat individu
4) Menggunakan
kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia
5) Menggunakan
kesempatan pendidikan secara demokrasi dan intelegen
6) Meningkatkan
keaktivan keluarga sebagai lembaga sosial dasar
7) Mengembangkan
nilai moral dan spiritual secara efektif
8) Membagi
kekuasaan secara intelegen dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan
9) Bekerja
sama untuk mencapai kedamain dan kesejahtraan.
10) Mencapai
keseimbangan antara stabilitas dan perubahan sosial.