TIM PENYUSUN
NAMA
|
NPM
|
JOBDESK
|
LINK
|
DANIELLA MEIRA GHEA ANGGARANI
|
12514525
|
EDITING
|
http://daniellaanggarani.blogspot.co.id
|
DIAN RATNASARI
|
12514998
|
TYPING
|
http://dianratnasari08.blogspot.co.id
|
ERNA USMAN
|
13514634
|
SEARCHING
|
http://usmanerna.blogspot.co.id
|
REVISHA AVENIA
|
19514124
|
TYPING
|
http://revishaavenia.blogspot.co.id
|
FUNGSI SOSIAL DARI INTERNET DALAM BERINTERAKSI DENGAN INDIVIDU LAIN
MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN
DALAM TIM VIRTUAL
Tim Virtual adalah sebuah tim yang dibentuk
karena adanya keterbatasan waktu dan ruang dan tidak dapat bersatu secara fisik
antara satu sama lain sehingga dibuatlah Tim Virtual menggunakan jaringan
komputer agar dapat mencapai tujuan bersama. Tim Virtual biasanya dibuat ketika
sekelompok orang ingin mengerjakan tugas kelompok atau hanya sekedar ingin
berbagi informasi. Berikut adalah beberapa perbedaan dan persamaan Tim Virtual
dengan tim yang bertemu secara fisik, antara lain:
Persamaan
1. Adanya
tujuan yang ingin dicapai bersama
2. Adanya
komunikasi dari setiap anggota tim
3.
Memerlukan adanya diskusi tim
4.
Kepercayaan dalam tim
Perbedaan
1. Kontak
sosial yang terbatas pada tim virtual
2. Ruang
dan waktu
3.
Tingkat emosional setiap anggota
Rasa saling percaya disetiap anggota tim
sangatlah diperlukan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara
maksimal. Namun dengan kurangnya kontak sosial, rasa saling percaya antar
anggota tim dapat berkurang sehingga kemungkinan untuk gagal sangatlah mungkin
dalam tim virtual. Dalam mengatasi hal ini saya memiliki beberapa cara agar
rasa saling percaya dari setiap anggota tim dapat tumbuh sehingga tujuan yang
ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal, berikut caranya:
1.
Pemimpin yang kompeten
Adakalanya anggota tim akan patuh dan percaya
kepada pemimpinnya jika pemimpin itu mempunyai kompetensi yang lebih seperti
keterampilan dan pengalaman yang sangat memadai.
2.
Membagi tugas dengan rata
Menurut saya pembagian tugas merupakan salah
satu faktor timbulnya kepercayaan dalam tim virtual. Ketika seorang anggota tim
merasa tugasnya lebih berat daripada yang lain, orang tersebut akan
berprasangka buruk terhadap anggota yang lain seperti prasangka adanya hubungan
khusus antara pemimpin dan salah satu anggota lainnya.
3.
Keaktifan setiap anggota
Setiap anggota tim harus aktif dalam forum
diskusi yang sudah direncanakan. Dalam setiap pertemuan virtual tersebut setiap
anggota harus menjelaskan hasil pekerjaan yang telah ia kerjakan dan jika
terjadi kesalahan dapat dilakukan evaluasi dan harus berperan aktif dalam
memberi masukan-masukan terhadap evaluasi tersebut sehingga timbulnya
kepercayaan antara aggota dengan anggota maupun anggota dengan pemimpin.
Kerjasama merupakan hal terpenting dalam
sebuah tim, baik itu tim virtual maupun tim face to face. Karena dengan adanya
kerjasama setiap anggota tim, akan memunculkan rasa kebersamaan dalam mencapai
tujuan bersama yang ingin diraih. Sekian pernjelasan dari saya mengenai hal-hal
yang dapat membangun kepercayaan dalam Tim virtual.
5
tantangan
Saya
ingin berbagi 5 tantangan yang saya hadapi membangun virtual team untuk
sebuah start-up di Silicon Valley: gabungan developer, tester, dan customer
service di China, India, Mexico, dan Turki.
a. Communication
Mungkin
ini salah satu hal yang paling sering mengakibatkan sakit kepala adalah
komunikasi. Bagi yang sudah berpasangan, Anda pasti tahu betapa sulitnya
berkomunikasi secara jelas dengan pasangan Anda. Hanya saja di dalam perusahaan
masalah komunikasi biasanya jauh lebih rumit. Karena komunikasi yang kurang
baik, sering terjadi software yang dihasilkan berbeda jauh dari apa yang
diminta klien.
Keadaan
ini menjadi lebih rumit, ketika ada variabel baru di mana anggota tim tidak
punya satu bahasa yang sama: language barrier. Dokumen yang Anda
tulis dalam bahasa Inggris belum tentu dapat dimengerti sepenuhnya oleh rekan
kerja di Vietnam, misalnya. Begitu pula Anda mungkin sampai pada kesimpulan
yang kurang tepat setelah membaca imel bahasa Inggris dari rekan kerja di
China. Walau tidak ada solusi instan, penggunaan gaya bahasa sangat sederhana
dan sering memberikan contoh pendukung yang jelas (seperti diagram,screenshot, wireframe,
dsb) —asal jangan over-communicate,
dapat mengurangi kesalahpahaman dan kerancuan.
b. Cultural Awareness
Selain
komunikasi, toleransi dan pengetahuan akan budaya lain juga perlu diperhatikan.
Cara penyampaian intensi baik di daerah A bisa diterima
sebaliknya bila diterapkan di B. Erat kaitannya dengan komunikasi,
terjemahan langsung atau direct translation dari satu bahasa
ke bahasa lain tanpa memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas
salah pengertian antara anggota.
Satu
anekdot: Pernah satu hari, rekan customer support di India
mengakhiri sesi chat dengan manajernya, orang Amerika, dengan “Hope you have a
busy day!” Walau ungkapan tersebut bermaksud ramah di daerah di mana rekan
tersebut dibesarkan, lucu juga melihat manajernya terkejut dan dengan besar
hati berusaha mencoba mengerti tanpa bergegas marah.
Pengadaan
pedoman komunikasi (imel, sambutan, dll) ketika mulainya terbentuk tim terbukti
dapat membantu mengurangi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya. Kecuali
memang seseorang sengaja bertindak tidak sepantasnya, biasanya dengan cukup
waktu dan trial-and-error, kesadaran budaya ini biasanya dapat
dipelajari dan dipraktekan dengan baik.
c. Self Motivation
Tidak
semua orang berfungsi dengan baik dalam virtual team di mana setiap individu
diharapkan bersifat self-motivated dan mampu bekerja secara
mandiri tanpa pengawasan atau struktur eksternal. Faktor penting berikutnya
adalah result-oriented, karena tidak ada rekan di sekitar yang
sadar betapa intensifnya seseorang berusaha menyelesaikan tugas kecuali pada
akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil akhirnya dengan jelas.
d. Logistics
Pukul
8 malam hari Minggu di Silicon Valley = pukul 11 pagi hari Senin di pulau Jawa.
Perbedaan time zone yang besar ini sering menjadi tantangan
yang seru dalam segi pengaturan resources. Seandainya para
developer di Jakarta perlu keputusan dari San Francisco untuk menyelesaikan
suatu masalah, seseorang perlu memastikan ketergantungan ini bisa segera
diselesaikan supaya tidak ada waktu yang terbuang percuma. Jika tidak, developer
di Jakarta sudah siap kerja (Senin pagi) tapi perlu menunggu product
manager-nya masih pesta di San Francisco (Minggu malam); setelah keputusan
sudah terbentuk hari Senin di Amerika, pelaksanaannya akan tertunda menunggu
developer di Jakarta siap kembali. Keterlambatan yang biasanya terjadi dalam
jam, kini bisa menjadi hari.
e. Trust
Ini
tentunya tantangan yang paling besar untuk membentuk virtual team (apa saja,
sebetulnya): memupuk kepercayaan atau trust di antara anggota
tim. Trust sangatlah penting untuk mendukung semua point di atas: sebagai basis
untuk komunikasi yang terbuka dan menyangga motivasi semua individu yang
bersangkutan. Tanpa diragukan, trust memerlukan perhatian khusus di setiap
titik perkembangan tim Anda.
Terlepas
dari challenges di atas, keberhasilan (termasuk proses untuk
mencapainya) untuk membangun virtual team yang sukses sungguhlah berharga.
Masing-masing tim member mendapat kesempatan untuk lansung terjun belajar
berkomunikasi dengan lebih efektif, meningkatkan kesadaran akan budaya lain,
dan mempersiapkan diri untuk proses kolaborasi di dalam pasar global.
Belakangan ini saya menemukan kalau pengalaman ini bisa menjadi nilai tambah
yang besar dalam résumé Anda.
Referensi
:
Materinya sangat lengkap dan sangat bermanfaat sekali, terima kasih erna :)
BalasHapusmaterinya cukup lengkap, saya dapat memahaminya. terima kasih :)
BalasHapusMateri yg sangat lengkap dan bermanfaat, terimakasih.
BalasHapusMateri mudah dipahami dan menarik.
BalasHapusMaterinya bagus mudah dimengerti, terima kasih
BalasHapusmateri singkat dan jelas. terima kasih
BalasHapus